Senin, 03 Maret 2014


Belajar dari seorang kawan

Sedikit cerita dari sebuah pengalaman pribadi. Saat itu, pertama kali aku mulai masuk kerja di sebuah madrasah. Ada hal yang berbeda menggelayuti pikiranku.  Madrasah ini tidak mempunyai ruang guru. Jadi semua guru entah wali kelas atau guru pendamping berada satu kelas dengan anak didiknya. Sedikit aneh bagiku, namun ketika dipikir-pikir konsep ini cukup menarik (menempatkan guru berada di kelas bersama siswa sepanjang hari). Selain untuk  memudahkan mengontrol dan mengawasi anak didik, hal ini cukup membangun keakraban komunikasi antara siswa dengan guru.  
Singkat cerita, pertama kali masuk kelas. Ada sedikit rasa dag dig dug duer daia berkecamuk dalam hati. Namun rasa cemas itu seketika ditepis ketika  seorang laki-laki separuh baya menyapaku. Lelaki itu tak lain adalah partner ku di kelas 3 nanti. Bicara tentang beliau, banyak hal menarik yang sering aku amati darinya.   Bisa dibilang beliau merupakan sosok pioner di madrasah tersebut. Cukup membanggakan memang memiliki, partner seperti beliau. Aku biasa memanggil partner ku dengan sapaan Bang Ali. Sering ketika Bang Ali membuka kelas saat opening tak lupa  beliau menceritakan motivasi yang luar biasa kepada anak-anak. Semangat beliau, dan dedikasi beliau amat terlihat dari sorotan tajam matanya. Tak salah jika beliau terpilih menjadi guru terfavorit di Madrasah. Aku memang belum begitu mengenalnya. Mungkin aku nya yang terlalu cuek, entahlah yang pasti aku jarang membuka percakapan dengannya. Meski demikian, aku banyak belajar dari kepribadian Bang Ali. Karakter Hamble mampu berbaur dengan segala umur, menjadikan beliau ibarat mutiara di hati semua orang yang mengenalnya. Teruslah semangat Bang Ali, karena tanpa Anda sadari karakter Anda menjadi sumber ilmu untuk orang di sekitar Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar