Belajar dari seorang kawan
Sedikit
cerita dari sebuah pengalaman pribadi. Saat itu, pertama kali aku mulai masuk
kerja di sebuah madrasah. Ada hal yang berbeda menggelayuti pikiranku. Madrasah ini tidak mempunyai ruang guru. Jadi
semua guru entah wali kelas atau guru pendamping berada satu kelas dengan anak
didiknya. Sedikit aneh bagiku, namun ketika dipikir-pikir konsep ini cukup
menarik (menempatkan guru berada di kelas bersama siswa sepanjang hari). Selain
untuk memudahkan mengontrol dan
mengawasi anak didik, hal ini cukup membangun keakraban komunikasi antara siswa
dengan guru.
Singkat
cerita, pertama kali masuk kelas. Ada sedikit rasa dag dig dug duer daia
berkecamuk dalam hati. Namun rasa cemas itu seketika ditepis ketika seorang laki-laki separuh baya menyapaku.
Lelaki itu tak lain adalah partner ku di kelas 3 nanti. Bicara tentang beliau,
banyak hal menarik yang sering aku amati darinya. Bisa dibilang
beliau merupakan sosok pioner di madrasah tersebut. Cukup membanggakan memang memiliki,
partner seperti beliau. Aku biasa memanggil partner ku dengan sapaan Bang Ali. Sering
ketika Bang Ali membuka kelas saat opening tak lupa beliau menceritakan motivasi yang luar biasa
kepada anak-anak. Semangat beliau, dan dedikasi beliau amat terlihat dari
sorotan tajam matanya. Tak salah jika beliau terpilih menjadi guru terfavorit
di Madrasah. Aku memang belum begitu mengenalnya. Mungkin aku nya yang terlalu
cuek, entahlah yang pasti aku jarang membuka percakapan dengannya. Meski
demikian, aku banyak belajar dari kepribadian Bang Ali. Karakter Hamble mampu berbaur dengan segala umur,
menjadikan beliau ibarat mutiara di hati semua orang yang mengenalnya. Teruslah
semangat Bang Ali, karena tanpa Anda sadari karakter Anda menjadi sumber ilmu
untuk orang di sekitar Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar